ANALISIS BAHASA DAERAH
MELAYU RIAU DESA SEKARA KECAMATAN KEMUNING KABUPATEN INDRAGIRI HILIR DALAM
TATARAN FRASE
Dosen
Pembimbing : Ermawati S., S.Pd., M.A
Disusun
Oleh : Siswanto Kelas 6A
Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Islam Riau
Pekanbaru
2013
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah
penulis ucapkan kehadirat Allah Swt. Yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul “ Analisis Bahasa Daerah Melayu
Riau Desa Sekara Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir dalam Tataran
Frase”. Shalawat beriring salam penulis haturkan atas junjungan Nabi Besar
Muhammad Saw, yang berjasa besar dalam membangun akhlak manusia. Sehingga
menjadi manusia yang beradab dan berilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini.
Makalah ini disusun dengan tujuan
untuk memnuhi tugas individu dan untuk menambah pengetahuan tentang Sintaksis,
terutama dalam pengenalan frase Bahasa Daerah Melayu Riau Desa Sekara Kecamatan
Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir . Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu
Ermawati S., S.Pd., M.A. selaku dosen pembimbing serta kepada semua pihak yang
telah memeberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis telah berusaha semaksimal
mungkin dalam penyempurnaan makalah ini. Namun jika masih terdapat kesalahan,
penulis minta maaf, penulis menerima kritik dan saran dari pembaca sebagai
penyempurnaan makalah ini.
Pekanbaru,
5 April 2013
Siswanto
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR
ISI.............................................................................................................. ii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang..................................................................................................... 1
1.2
Masalah................................................................................................................ 2
1.3 Ruang Lingkup.................................................................................................... 3
1.4 Pembatasan
Masalah............................................................................................ 4
1.5 Penjelasan
Istilah................................................................................................. 5
1.6 Kajian
Teori......................................................................................................... 7
1.7 Penentuan
Sumber Data...................................................................................... 8
1.8 Metode
Penelitian................................................................................................ 9
1.9 Tekhnik
Pengumpulan Data................................................................................ 10
1.10 Tekhnik
Analisis
Data...................................................................................... 11
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Deskripsi
Data.................................................................................................... 12
2.2 Analisis
Data...................................................................................................... 13
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan.......................................................................................................... 14
3.2
Saran................................................................................................................... 15
DAFTAR
PUSTAKA.............................................................................................. 16
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Bahasa
Indonesia berasal dari bahasa melayu riau, yang dilestarikan, dibina dan
dikembangkan oleh masyarakat zaman dahulu kepada generasi penerus bangsa,
sampai pada saat sekarang ini. Dalam perkembangan kehidupan bahasa antara
individu satu dengan yang lainnya berbagai macam ragam, keberagaman bahasa
tersebut dikarenakan banyak suku bangasa yang berbeda-beda di nusantara ini.
Perbedaan tersebut dalam berbagai aspek pula, baik dari tataran fonologi,
morfologi, sintaksis, semantik dan sebagainya. Namun. Disini penulis hanya
membahas tentang sintaksis khususnya pada tataran frase dalam Bahasa Daerah
Melayu Riau Desa Sekara Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir.
Penulis
melihat berbagai macam fenomena yang terjadi dalam penggunaan bahasa melayu
riau desa sekara, fenomena yang terjadi dalam bahasa melayu riau desa sekara
setelah penulis amati ternyata tidak jauh berbeda dengan bahasa indonesia.
Mengapa demikian, karena sejatinya bahasa indonesia itu diambil dari bahasa
melayu riau. Oleh sebab itu tidak tampak sekali perbedaannya. Hanya saja pada
tataran fonemnya saja yang terlihat berbeda. Misalnya dalam kata telah sampai dalam bahasa Indonesia
menjadi lah sampai dalam bahasa
daerah melayu Riau desa Sekara. Fonem /t/
dan fonem /e/ hilang dalam bahasa melayu Riau desa Sekara.
Alasan
penulis mengambil judul tentang Bahasa Daerah Melayu Riau Desa Sekara Kecamatan
Kemuninng Kabupaten Indragiri Hilir dalam tataran Frase adalah untuk mengetahui
Frase apa sajakah yang terdapat dalam tuturan bahasa daerah melayu Riau desa
Sekara, selain itu penulis juga ingin memperkenalkan bahasa daerah penulis yang
merupakan sarana komunikasi yang digunakan oleh masyarakat desa Sekara dalam
berinteraksi dengan individu satu dengan individu yang lainnya.
Karena perlu kita sadari bahwa bahasa sangat
berperanan penting untuk alat komunikasi. Bahasa sering digunakan dalam
sosialisasi antar suku bangsa. Karena kebutuhan berbahasa tidak bisa dihindari
dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana yang dikatakan oleh Sumarsono
(2008:76) “ Bahasa dikatakan sebagai alat identitas etnik: bahasa daerah adalah
alat identitas suku ada pula pandangan adanya hubungna yang tetap dan pasti
antara ciri-ciri fisik suatu etnik dengan suatu bahasa”.
Sedangkan
menurut pendapat Chaer (2002:30) “ Bahasa sebagai sistem lambang bunyi yang
bersifat arbiter yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat berinteraksi
dan mengidentifikasikan diri”.
Berdasarkan
penjelasan dari dua ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan berbahasa itu
selalu terjadi dalam keseharian kita, setiap bahasa yang kita gunakan dalam
keseharian yang berbagai macam dialek itulah yang menjadi identitas dalam diri
penutur bahasa tersebut. Selain itu sebagai sistem lambang bunyi bahasa
memiliki berbagai aspek pula dalam setiap bahasa daerah misalnya dalam tataran
sintaksis khususnya dalam frase.
Tujuan
makalah ini adalah untuk mengetahui frase apa saja yang terkandung dalam
tuturan bahasa melayu Riau Desa Sakara Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri
Hilir. Sedangkan manfaat penelitian ini adalah memberikan manfaat praktis dan
teoretis, manfaat praktisnya adalah memberikan pengetahuan kepada pembaca
tentang tataran frase dalam bahasa daerah Melayu Riau Dsa Sekara Kecamatan
kemuning kabupaten Indragiri Hilir sedangkan manfaat teoretisnya merupakan
sumbangan ilmu bagi pembaca khususnya pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia.
1.2
Masalah
Bedasarkan latar belakang yang penulis kemukakan maka
dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Apa
saja frase yang terkandung dalam tuturan bahasa daerah melayu Riau Desa Sekara
Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir?
1.3
Ruang
Lingkup Penelitian
Ruang
lingkup penelitian ini termasuk ke dalam ruang lingkup linguistik yaitu pada
tataran Sintaksis yang meliputi frase endosentris, frase endosentris koordinatif, , frase eksosentris, frase
nominal, frase verbal, frase adjektival, dan frase numeralia.
1.4
Pembatasan
Masalah
Melihat
luasnya kajian sintaksis penulis perlu membatasi masalah yang menyangkut
penelitian ini. Penelitian ini hanya menyangkut pada masalah: apa saja frase yang terkandung dalam tuturan
bahasa Daerah Melayu Riau desa Sekara Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri
Hilir.
1.5
Penjelasan
Istilah
1.5.1
Bahasa daerah dalam
penelitian ini adalah bahasa daerah Melayu Riau Desa Sekara Kecamatan Kemuning
Kabupaten Indragiri Hilir.
1.5.2
Analisis dalam
Penelitian ini adalah analisis terhadap bahasa daerah Melayu Riau Desa Sekara
Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir. KBBI (2008:58) “Analisis adalah
penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan dan sebagainya).
1.5.3
Frase endosentris
menurut Verhaar dalam Sulistyowati (2012:14) “Frasa endosentris adalah frasa
yang unsur pusatnya mampu berdistribusu sama (paralel) dengan frasa yang
dibentuknya.”
1.5.4
Frase endosentris
koordinatif menurut Sulistyowati (2012:15) “Frasa endosentris koordinatif
adalah gabungan unsur atau konstituen yang sama kategori kelasnya berdasarkan
sifat konstruksi.
1.5.5
Frase eksosentris
menurut Ramlan dalam Setyowati (2012:19) “ Frasa eksosentris adalah frasa yang
tidak mempunyai distribusi yang sama dengan salah satu unsurnya.”
1.5.6
Frase nominal menurut
Setyorini (2012:25) “ Frasa nominal merupakan frasa yang unsur intinya
merupakan nomina atau frasa nominal.”
1.5.7
Frase verbal menurut
Setyowati (2012:30) “ Yang dimaksud verba adalah salah satu kategori kata yang
mengisi predikat pada kalimat verbal.”
1.5.8
Frase adjektival
menurut Alwi dalam Setyowati (2012:33) “Adjektiva adalah kata yang memberikan
keterangan yang lebih khusus tentang sesuatu yang dinyatakan oleh nomina dalam
kalimat.”
1.5.9
Frase numeralia menurut
Setyowati (2012:38)
“Numeralia
adalah kategori yang dapat: (1) mendampingi nomina dalam konstruksi sintaksis,
(2) mempunyai potensi untuk mendampingi numeralia lain, dan (3) tidak dapat
bergabung dengan kata ‘tidak’atau dengan kata ‘sangat’.”
1.6
Kajian
Teori
1.6.1
Frase endosentris
menurut Verhaar dalam Sulistyowati (2012:14) “Frasa endosentris adalah frasa
yang unsur pusatnya mampu berdistribusu sama (paralel) dengan frasa yang
dibentuknya.”
1.6.2
Frase endosentris
koordinatif menurut Sulistyowati (2012:15) “Frasa endosentris koordinatif
adalah gabungan unsur atau konstituen yang sama kategori kelasnya berdasarkan
sifat konstruksi.
1.6.3
Frase eksosentris
menurut Ramlan dalam Setyowati (2012:19) “ Frasa eksosentris adalah frasa yang
tidak mempunyai distribusi yang sama dengan salah satu unsurnya.”
1.6.4
Frase nominal menurut
Setyorini (2012:25) “ Frasa nominal merupakan frasa yang unsur intinya
merupakan nomina atau frasa nominal.”
1.6.5
Frase verbal menurut
Setyowati (2012:30) “ Yang dimaksud verba adalah salah satu kategori kata yang
mengisi predikat pada kalimat verbal.”
1.6.6
Frase adjektival
menurut Alwi dalam Setyowati (2012:33) “Adjektiva adalah kata yang memberikan
keterangan yang lebih khusus tentang sesuatu yang dinyatakan oleh nomina dalam
kalimat.”
1.6.7
Frase numeralia menurut
Setyowati (2012:38)
“Numeralia adalah kategori yang dapat:
(1) mendampingi nomina dalam konstruksi sintaksis, (2) mempunyai potensi untuk
mendampingi numeralia lain, dan (3) tidak dapat bergabung dengan kata
‘tidak’atau dengan kata ‘sangat’.”
1.7 Penentuan
Sumber Data
1.7.1 Populasi
Populasi dalam Analisis Bahasa Daerah
Melayu Riau Desa Sekara Kecamatan Kemuning adalah seluruh tuturan bahasa daerah
desa sekara yang berjumlah 50 tuturan.
1.7.2
Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah
sampel penuh, artinya peneliti mengambil seluruh sampel yang ada pada populasi
yang berjumlah 50 tuturan. Informan dari penelitian ini adalah seluruh penutur
yang menuturkan 50 tuturan bahasa daerah
desa sekara.
1.8 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif yaitu penelitian yang di gunakan untuk menggambarkan dan memaparkan
data tentang proses morfofonemik bahasa melayu riau dialek bangkinang.
1.9 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang
digunakan penulis dalam penilitian ini:
1.9.1 Teknik Observasi
Observasi dilakukan secara
sistematis dan sengaja melalui
pengamatan dan pencatatan terhadap gejala-gejala yang diselidiki. Penelitian
ini bermaksud untuk mengamati penutur
asli dalam menggunakan bahasa melayu riau desa sekara.
1.9.2 Teknik Catatan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2007:193) Teknik ini digunakan untuk mencatat sesuatu yang diucap informan
dalam pengumpulan data yang di teliti.
1.10 Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini penulis
sudah mengumpulkan semua data yang
diperoleh kemudian diolah atau di proses sebagai berikut:
1.10.1
Data yang di peroleh di transkripsikan dalam bentuk tulisan
1.10.2
setelah itu, data diterjemahkan dari bahasa melayu riau ke dalam bahasa
indonesia 1.10.3 Selanjutnya, data yang telah di kumpulkan diseleksi dan
diklasisfikasikan sesuai dengan objek yang akan di teliti
1.10.4
Data di analisis sesuai dengan toeri yang relevan.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Deskripsi Data
2.2.1 Bahasa Daerah Desa Sekara
1.
Bilo kau balik pi?
2.
Lah lamo di siko?
3.
Cappatlah, lambat nian kau ko
4.
Mak nak kaghumah ngah
5.
Kau nak balian apo?
6.
Apo lokaan kau tu?
7.
Awak nak balli ghambuta sakillo
8.
Mano mak kau?
9.
Cappatlah jego wik!
10.
Awak lagi ngantuk
11.
mak mano teh?
12.
Ado jual beju pramuka
13.
Kakacik an dengan anak kau dak
14.
Siapo yang ngantagh
15.
Jengan Nak tabangngak amat
16.
Lah pattang
17.
Bilo nenek tibo?
18.
tidugh sikokan?
19.
Nenek cumon samalam jo
20.
Oteh Sembeyang
21.
Oteh ndak dak duit sen?
22.
Kau Belenjo!
23.
Di siko leak nian jelan
24.
Lah sudah mandi
25.
Dak andak taghghik
26.
Lambat e kau iko
27.
Beghepo ghaggoe
28.
Mak ndak kupi
29.
Lah lamo kau libughe
30.
Paggang kakuat
31.
Saghampak jo lah kito
32.
Singgah di ghumah
33.
Tunggu dulu
34.
Masaan awak mi
35.
Buat kupi
36.
Tia kau lah makan
37.
Ko nasi kau
38.
Ngambik keghepek
39.
Beghutang teghus
40.
Dipanasan dulu yo
41.
Di mano kunci
42.
Ntik antagh mak
43.
Oteh kemano
44.
Lah latu maen wik
45.
MDA di mano
46.
Mak mbali campaddak
47.
Tallap kau makan
48.
Ghambutan masam
49.
Alau kaghgho
50.
Bewaan awak duku
2.1.2
Terjemahan
dalam Bahasa Indonesia
1 Kapan kamu pulang pi
2
Sudah lama kamu di sini
3
Cepat, lama sekali kamu
ini
4
Ibu mau pergi ke rumah
ngah
5
Kamu mau membeli apa
6
Apa kegiatan kamu
7
Saya ingin membeli
rambutan satu kilogram
8
Mana ibu kamu
9
Cepat bangun wik
10
Saya masih mengantuk
11
Di mana ibu teh
12
Ada menjual baju
pramuka
13
Kekecilan dengan anak
kamu
14
Siapa yang mengantar
15
Jangan terlalu nakal
16
Sudah sore
17
Kapan nenek sampai
18
Tidur di sinikan
19
Nenek Cuma satu malam
saja
20
Oteh salat
21
Oteh mau atau tidak
uang logam
22
Kamu belanja
23
Di sini becek sekali
jalannya
24
Sudah selesai mandi
25
Tidak bisa kuat
26
Lama sekali kamu ini
27
Berapa harganya
28
Ibu mau kopi
29
Sudah lama kamu libur
30
Pegang dengan kuat
31
Sama-sama saja kita
32
Berhenti di rumah
33
Tunggu sebentar
34
Masakkan saya indomi
35
Membuat kopi
36
Tia kamu sudah makan
37
Ini nasi kamu
38
Mengambil keripik
39
Berhutang terus
40
Dipanaskan terlebih
dahulu ya
41
Di mana kunci
42
Nanti antar ibu
43
Oteh kemana
44
Berhentilah bermain
45
MDA di mana
46
Ibu membeli cempedak
47
Kuat kamu makan
48
Rambutan asam
49
Usir monyet
50
Tolong bawakan saya
duku
2.2 Analisis Data
2.2.1
Bahasa
Daerah Desa Sekara yang Tergolong Frase Endosentris
Contoh:
10.
Frase awak lagi ngantuk
Tergolong
pada frase endosentris karena unsur pusatnya mampu berdistribusi dengan frase
yang dibentuknya. Unsur inti awak dan
ngantuk ternyata memiliki distribusi yang sama dengan
frase-frase yang dibentuknya. Frase awak
lagi ngantuk ternyata dapat diganti dengan kata awak ngantuk saja. Tidak perlu menambahkan kata lagi, juga sudah membentuk frase.
Contoh:
14.Frase siapo
yang ngantagh
Frase siapo yang ngantagh tergolong pada frase endosentris karena unsur pusatnya mampu berdistribusi
dengan frase yang dibentuknya. Unsur inti siapa
dan ngantar ternyata memiliki
distribusi yang sama dengan frase yang dibentuknya. Jadi, kata yang tidak dipakaipun sudah membentuk frase siapo ngantagh.
Contoh:
15.
Frase Jengan Nak tabangngak amat
Tergolong dalam frase endosentris
karena unsur pusatnya mampu berdistribusi dengan frase yang dibentuknya. Unsur
inti jengan dan tabangngak ternyata memiliki distribusi yang sama dengan frase yang
dibentuknya. Jadi frase jengan nak
bisa diganti jengan saja dan frase tabangngak amat bisa diganti tabangngak . Tidak perlu ditambahkan
kata nak dan amat karena dia bisa membentuk frase jengan tabanggak.
Contoh:
24.
Frase Lah sudah mandi
Tergolong dalam frase endosentris
karena unsur pusatnya mampu berdistribusi dengan frase yang dibentuknya. Unsur
inti lah dan mandi ternyata memiliki distribusi yang sama dengan frase yang
dibentuknya. Jadi tidak perlu lagi menggunakan kata sudah, karena frase lah mandi
jika kita ucapkan sudah bisa di mengerti oleh orang lain serta sudah
menunjukkan bahwa dia sudah selesai mandi.
Contoh:
25.
Frase Dak andak taghghik
Tergolong dalam frase endosentris
karena unsur pusatnya mampu berdistribusi dengan frase yang dibentuknya. Unsur
inti dak dan taghngik ternyata memiliki distribusi yang sama dengan frase yang dibentuknya.
Jadi tidak perlu lagi menggunakan kata andak,
karena frase dak taghghik jika kita ucapkan sudah bisa di mengerti oleh
orang lain bahwa apa yang diikat oleh seseorang itu belumlah kuat ikatannya.
Contoh:
31.
Frase Saghampak jo lah kito
Tergolong dalam frase endosentris
karena unsur pusatnya mampu berdistribusi dengan frase yang dibentuknya. Unsur
inti saghampak dan kito ternyata
memiliki distribusi yang sama dengan frase yang dibentuknya. Jadi tidak perlu
lagi menggunakan kata jo
dan lah karena frase saghampak kito jika kita ucapkan sudah bisa di mengerti oleh
orang lain bahwa seseorang ingin mengejak pergi bersama-sama.
2.2.2
Bahasa
Daerah Desa Sekara yang Tergolong Frase Endosentris Koordinatif
Contoh:
3.
Frase Cappatlah, lambat nian kau ko
Tergolong ke dalam frase endosentris
koordinatif karena kata-kata di atas tergolong pada endosentris koordinatif
apositif, terlihat pada kata nian yang
berfungsi sebagai penjelas tambahan yang ditandai denga jeda sebagai pembatas
inti dan penjelas tambahan dalam frase cappatlah,
lambat nian kau ko.
Contoh:
4.
Frase Mak nak kaghumah ngah
Tergolong ke dalam frase endosentris
koordinatif karena kata-kata di atas tergolong pada endosentris koordinatif
apositif, terlihat pada kata nak yang
berfungsi sebagai penjelas tambahan yang ditandai denga jeda sebagai pembatas
inti dan penjelas tambahan dalam frase mak
nak kaghumah ngah.
Contoh:
5.
Frase Kau nak ballian apo?
Tergolong ke dalam frase endosentris
koordinatif karena kata-kata di atas tergolong pada endosentris koordinatif
apositif, terlihat pada kata nak yang
berfungsi sebagai penjelas tambahan yang ditandai denga jeda sebagai pembatas
inti dan penjelas tambahan dalam frase Kau
nak ballian apo?
Contoh:
6.
Frase Apo lokaan kau tu?
Tergolong ke dalam frase endosentris
koordinatif karena kata-kata di atas tergolong pada endosentris koordinatif
apositif, terlihat pada kata tu yang
berfungsi sebagai penjelas tambahan yang ditandai denga jeda sebagai pembatas
inti dan penjelas tambahan dalam frase Apo
lokaan tu?
Contoh:
7.
Frase Awak nak balli ghambutan sakillo
Tergolong ke dalam
frase endosentris koordinatif karena kata-kata di atas tergolong pada
endosentris koordinatif apositif, terlihat pada kata nak yang berfungsi sebagai penjelas tambahan yang ditandai denga
jeda sebagai pembatas inti dan penjelas tambahan dalam frase awak nak balli ghambutan sakillo.
Contoh:
13.
Frase Kakacik an dengan anak kau dak
Tergolong ke dalam
frase endosentris koordinatif karena kata-kata di atas tergolong pada
endosentris koordinatif apositif, terlihat pada kata dak dan dengan yang
berfungsi sebagai penjelas tambahan yang ditandai denga jeda sebagai pembatas
inti dan penjelas tambahan dalam frase kakacik
an dengan anak aku dak.
contoh:
19.
Frase Nenek cumon samalam jo
Tergolong ke dalam frase endosentris
koordinatif karena kata-kata di atas tergolong pada endosentris koordinatif
apositif, terlihat pada kata jo yang berfungsi sebagai penjelas
tambahan yang ditandai denga jeda sebagai pembatas inti dan penjelas tambahan
dalam frase nenek cumon samalam jo.
2.2.3
Bahasa
Daerah Desa Sekara yang Tergolong Frase Eksosentris
Contoh:
2.
Frase Lah lamo di siko?
Tergolong pada frase eksosentris
karena ditandai dengan adanya partikel di
siko dan tidak memiliki distribusi yang sama dengan unsurnya. Frase lah lamo tidak memiliki distribusi
terhadap kata di siko.
Contoh:
23.
Frase Di siko leak nian jelan
Tergolong pada frase eksosentris
karena ditandai dengan adanya partikel di
siko dan tidak memiliki distribusi yang sama dengan unsurnya. Frase leak nian jelan tidak memiliki distribusi terhadap kata di siko.
Contoh:
32.
Frase Singgah di ghumah
Tergolong pada frase eksosentris
karena ditandai dengan adanya partikel di
ghumah dan tidak memiliki distribusi yang sama dengan unsurnya. Kata singgah tidak memiliki distribusi terhadap kata di ghumah.
Contoh:
41.
Frase Di mano kunci
Tergolong pada frase eksosentris
karena ditandai dengan adanya partikel di
mano dan tidak memiliki distribusi yang sama dengan unsurnya. Kata di mano tidak memiliki distribusi
terhadap kata kunci.
2.2.4
Bahasa
Daerah Desa Sekara yang Tergolong Frase Nominal
Contoh:
8.
Frase Mano mak kau?
Tergolong ke dalam
frase nominal karena unsur pusatnya pada frase mano mak kau adalah kata mak,
kata mak tersebut merupakan nomina
atau kata benda.
Contoh:
12.
Frase Ado jual beju pramuka
Tergolong ke dalam frase nominal
karena unsur pusatnya pada frase Ado jual
beju pramuka adalah kata beju pramuka
kata beju pramuka tersebut merupakan nomina atau kata benda.
Contoh:
17.
Frase Bilo nenek tibo?
Tergolong ke dalam frase nominal
karena unsur pusatnya pada frase bilo
nenk tibo adalah kata nenek kata nenek tersebut merupakan nomina atau kata
benda.
Contoh:
28.
Frase Mak ndak kupi
Tergolong ke dalam frase nominal
karena unsur pusatnya pada frase mak ndak
kupi adalah kata mak dan kupi kata mak dan kupi tersebut
merupakan nomina atau kata benda.
2.2.5
Bahasa
Daerah Desa Sekara yang Tergolong Frase Verbal
Contoh:
22.
Frase Kau Belenjo!
Tergolong ke dalam frase verbal,
karena kata belenjo merupakan sebuah
tindakan atau melakukan pekerjaan.
Contoh:
20.
Frase Oteh Sembeyang
Tergolong ke dalam frase verbal,
karena kata sembeyang merupakan
sebuah tindakan atau melakukan pekerjaan.
2.2.6
Bahasa
Daerah Desa Sekara yang Tergolong Frase Adjektival
contoh:
48.
Frase Ghambutan masam
Tergolonh pada frase adjektiva
karena kata masam merupakan kata
sifat
2.2.7
Bahasa
Daerah Desa Sekara yang Tergolong Frase Numeralia
Contoh:
27.
Frase Beghepo ghaggoe
Tergolong pada frase numeralia
karena kata beghepo merupakan kata
yang menunjukkan jumlah.
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Berdasarkan
analisis dari data bahasa daerah Melayu Riau Desa Sekara Kecamatan Kemuning
Kabupaten Indragiri Hilir dapat disimpulakan bahwa terdapat 6 tuturan yang
tergolong dalam frase endosentris, 7 tuturan yang tergolong frase endosentris
koordinatif, 4 tergolong frase eksosentris, 4 tergolong frase nomina, 1 frase
adjektival, 1 frase numeralia dan 2 untuk frase verbal.
3.1
Saran
Saran dari penulis
adalah agar kita terus belajar dan terus berfikir kritis terhadap gejala-gejala
yang ada dalam bahasa, baik bahasa Indonesia, maupun bahasa daerah bahkan
bahasa asing.
DAFTAR PUSTAKA
Sulistyowati,
Heny. 2012. Mengenal Struktur Atributif
Frasa. Malang: Madani.
Moeliono, Anton.
1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Bahasa.
Sugono,
Dendy 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama